Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Seksual Anak

Written by  Rabu, 02 Juli 2014 12:49

Oleh: Ratna Dwi Astuti
Email: Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Kamis (26/6), Rifka Annisa kembali melakukan sosialisasi kekerasan seksual pada anak dan pencegahanya. Sosialisasi ini berlangsung di Balai Desa Tawangsari Kulon Progo Yogyakarta. Acara tersebut dihadiri oleh 30 peserta dari ibu-ibu PKK, dan kader posyandu.

Niken Anggrek Wulan selaku fasilitator dalam sosialisasi tersebut mengutip dari Kementrian Kesehatan bahwa kekerasan seksual anak adalah segala kegiatan seksual yang dilakukan dengan anak dimana anak tidak sepenuhnya memahami atau tidak mampu memberi persetujuan, baik ada perlawanan atau tidak, ancaman atau tidak. Maksudnya adalah segala macam perilaku yang berkonotasi seksual.

Dalam sosialisasi itu Niken menayangkan dua video terkait kasus kekerasan seksual anak. Niken juga menjelaskan bahwa pelaku kekerasan sebagian besar merupakan orang terdekat anak. Baik orangtua, paman, kakek, tetangga sekitar rumah maupun guru.

Niken menambahkan bahwa cara pencegahan kekerasan seksual anak yang paling sederhana dengan menanamkan pendidikan seks sejak dini. Misalnya mengenalkan anak tentang tubuhnya, menanamkan keterampilan social, menanamkan nilai-nilai dalam keluarga, serta membangun konsep diri anak yang positif.

Sosialisasi ditutup dengan pertanyaan Retno Pratiwi Ningrum, salah satu peserta sosialisasi. Retno bertanya tentang usia ideal anak dalam menerima pendidikan seks? Lalu adakah perbedaan dan pengetahuan seks untuk anak laki-laki dan anak perempuan serta apakah pembagian peran ayah dan ibuk juga diperlukan?

Menanggapi pertanyaan tersebut, Niken menjawab sebaiknya pendidikan usia anak dilakukan sejak dini. Tahap-tahapnya anak usia sekitar dua tahun sudah mampu membedakan antara laki-laki dan perempuan. Selanjutnya, anak usia 2 sampai 4 tahun sudah bisa diajari untuk mengenali privasi tubuh mereka, dimana orang lain tidak boleh bebas menyentuh bagian tersebut. Anak usia ini sudah dapat mulai memahami dasar reproduksi, seorang bayi yang tumbuh dan berkembang dalam rahim perempuan. Selanjutnya pada usia 5 sampai 8 tahun pemahaman anak-anak atas reproduksi  terus berkembang. Lalu usia 9 sampai 12 tahun sudah dapat memahami dan memutuskan benar atau salah, tontonan atau media yang ia lihat yang berkaitan dengan hal-hal seksual. Terakhir umur 13-18 tahun sudah harus mengetahui pendidikan seks secara menyeluruh.

Secara umum, remaja merupakan pribadi yang sangat tertutup dan memilik banyak privasi. Jika orangtua sudah menjelaskan mengenai pendidikan seks sejak dini, anak akan cenderung lebih mudah dekat dan percaya untuk bercerita pada orangtua ketika ada hambatan atau masalah yang dihadapi. Selain itu peran kedua orangtua termasuk ayah sangat penting dalam pengasuhan anak.

Read 1272 times
44209120
Today
This Week
This Month
Last Month
All
10147
45271
273241
276576
44209120