Print this page

Tak Sadarkan Diri, Pemerkosaan Pun Terjadi

Written by  Rabu, 25 April 2018 15:39
Rate this item
(0 votes)

PEMERKOSAAN oleh orang "tak dikenal" ternyata sering kali tidak dilakukan oleh orang yang tidak dikenal korban sama sekali, tetapi sering kali pelaku adalah orang yang sebenarnya dikenal korban. Setidaknya dikenal beberapa menit atau beberapa jam lalu sebelum pemerkosaan terjadi.

Kasus:

"Yth pengasuh konsultasi Rifka Annisa,

Saya Vi (25), selama ini bekerja sebagai tenaga administrasi di sebuah kantor swasta di J. Sulit sekali bagi saya untuk menceritakan penderitaan saya dengan baik. Saya hamil tujuh bulan saat ini tanpa tahu siapa ayah anak saya. Selama ini saya kos di kota tempat saya bekerja. Saya punya teman, End, yang bekerja di sekitar tempat kos saya. End sangat baik dan ramah, kami berteman cukup baik. Ada teman lain yang memperingatkan bahwa dia bukan perempuan baik-baik, tetapi saya tidak percaya.

Akhir tahun 2003 saya diajak End ke rumah pamannya di luar kota. Ternyata di sana End mengadakan pesta ulang tahun dengan mengundang teman-temannya. Bagi saya, pesta itu biasa-biasa saja, hanya di tengah pesta tiba-tiba saya merasa mengantuk sekaligus pusing sekali sehingga End menyuruh saya tidur di salah satu kamar di sana. Paginya saya terbangun dalam keadaan tidak karuan, lemas, dan saya kesakitan ketika buang air kecil. Namun, saya pikir hanya kelelahan atau ada peradangan di kandung kemih saya.

Saya kembali ke aktivitas sehari-hari seperti biasa, tetapi saya mulai cemas ketika selama dua bulan berturut-turut saya tidak mendapat menstruasi. Dengan perasaan cemas, saya beli alat tes kehamilan dan saya mencoba sendiri. Ternyata saya hamil; saya tidak dapat menceritakan perasaan saya. Selama beberapa hari saya seperti melayang....

Saya cari End, ternyata dia sudah pindah kos. Bahkan orang yang diakui sebagai pamannya juga tidak tahu ke mana dia pergi.... Saya tidak dapat cerita ke orangtua karena mereka sudah tua dan sakit-sakitan. Jadi sekarang saya harus bagaimana? Saya tidak tahu...."

***

"RIFKA, saya karyawati umur 23 tahun. Saya ingin menceritakan beban batin saya berkaitan dengan peristiwa yang saya alami. Beberapa bulan lalu saya mengunjungi Nenek di desa pada kesempatan libur kerja.

Saya naik kendaraan umum seperti biasanya, tetapi kali ini sesuatu menimpa saya dalam perjalanan itu. Saya tidak tahu apa yang terjadi dalam bus, tetapi ketika itu saya tidak sampai ke rumah Nenek. Saya benar-benar bingung karena ketika itu saya seperti tertidur dan ketika bangun hari sudah sore dan herannya saya berada di sebuah pemberhentian bus (halte), tanpa tahu apa yang telah terjadi pada saya dalam perjalanan tersebut. Saya pulang ke rumah masih dalam keadaan linglung, dan terasa sakit ketika buang air kecil.

Meski masih bertanya-tanya tentang peristiwa itu, saya tidak merasa curiga apa pun. Kecurigaan baru muncul ketika merasa ada yang salah dengan diri saya, ternyata saya hamil.... Saya tidak tahu yang harus saya lakukan, ke mana harus menyembunyikan diri? Karena tak menduga bahwa saya hamil, saya memang agak terlambat periksa sehingga kehamilan saya saat ini sudah cukup besar dan tidak mungkin digugurkan. Saya harus bagaimana?"

(Ra, di S)

Jawaban:

Mbak Vi dan Ra yang baik,

Kami ikut prihatin atas peristiwa yang menimpa Anda berdua. Meskipun modus dan latar belakang kejadiannya berbeda, sangat besar kemungkinan Anda berdua telah mengalami pemerkosaan oleh orang tak dikenal (stranger rape). Lebih memprihatinkan lagi, sekarang Anda berdua menjadi hamil akibat peristiwa tersebut.

Data selama ini menunjukkan pemerkosaan lebih sering dilakukan oleh seseorang yang telah mengenal korban. Kecuali, dalam situasi peperangan atau konflik bersenjata di mana pemerkosaan dijadikan sebagai "senjata" perang oleh pihak-pihak yang saling berseteru dan pelaku pemerkosaan adalah pasukan perang yang memerkosa secara massal perempuan dari kelompok musuhnya yang jelas tidak mereka kenali.

Dalam situasi nonkonflik, pemerkosaan lebih sering dilakukan orang yang dikenal korban karena memang salah satu motif di balik kekerasan seksual adalah perwujudan atau manifestasi dari ungkapan "power-over" atau menguasai dari seorang lelaki terhadap perempuan yang dijadikan targetnya.

Berdasarkan beberapa riset pada kasus pemerkosaan di AS, teridentifikasi bahwa 73 persen pemerkosaan oleh orang tak dikenal ini biasanya dilakukan seseorang yang sebelumnya mengenal korban dan kemudian mereka melakukan pemerkosaan terhadap korban dengan cara "mengaburkan identitasnya", seperti memakai topeng wajah, menyeret korban ke tempat gelap, termasuk menggunakan cara tertentu yang menyebabkan korban tidak sadarkan diri terlebih dahulu sebelum diperkosa. Jadi, sangat jarang pemerkosaan terjadi tiba-tiba, melainkan telah direncanakan karena pelaku telah relatif mengenal perempuan yang menjadi sasarannya.

Dengan demikian, sangat mungkin pelaku pemerkosaan terhadap Anda adalah orang yang telah Anda kenal sebelumnya, walau mungkin baru Anda kenal beberapa menit atau beberapa jam sebelum pemerkosaan terjadi. Coba Anda ingat, apakah pada pesta malam itu Mbak Vi berkenalan dengan beberapa kawan lelaki End dan sempat mengobrol, lalu disodori minum olehnya? Mbak Ra juga, apakah selama dalam perjalanan di bus Anda duduk bersebelahan dengan penumpang yang sempat mengajak berkenalan atau berbicara? Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan pelakunya adalah orang yang memang sama sekali tidak Anda kenal. Siapa pun mereka, mereka telah dengan licik menjadikan Anda "target" perbuatan kriminal tanpa meninggalkan jejak.

Sayang seribu sayang memang, begitu Anda merasa ada yang tak beres pada organ reproduksi, Anda tidak langsung memeriksakan diri ke dokter. Sebetulnya, setidaknya dalam masa 3 x 24 jam (72 jam) setelah pemerkosaan terjadi, bukti medis masih sangat mungkin untuk dikumpulkan (sperma pelaku, luka yang ada, dan sebagainya), serta deteksi dan intervensi dini terhadap kemungkinan kehamilan ataupun infeksi penyakit menular seksual masih mungkin dilakukan.

Namun, tentu saja itu semua sudah berlalu. Apa pun keadaan Anda berdua saat ini, hal paling utama untuk dilakukan adalah menemukan jalan terbaik bagi Anda berdua demi masa depan. Untuk itu kami sarankan Anda mengunjungi lembaga pendampingan perempuan (seperti Rifka Annisa) yang ada di kota Anda, dan mintalah informasi mengenai tempat yang kemungkinan dapat Anda singgahi untuk sementara dan melahirkan bayi yang tengah Anda kandung sekarang ini. Setelah sang bayi lahir, keputusan sepenuhnya tentu ada di tangan Anda, apakah akan mengasuh atau menyerahkan bayi tersebut kepada keluarga yang menginginkan untuk memiliki momongan.

Bagaimanapun juga, bayi yang Anda kandung saat ini adalah makhluk Tuhan yang berhak hidup layak. Percayalah Mbak Vi dan Ra, ada jalan keluar bagi Anda berdua atas persoalan ini. Bila Anda kesulitan menemukan organisasi perempuan sebagaimana yang kami sebutkan di atas, silakan kontak kami untuk mencoba ikut menemukan tempat yang dapat membantu Anda untuk proses tersebut.

Teruslah kuatkan batin Anda dengan doa dan usaha. Kami akan mencoba terus membantu dari jauh dan jangan ragu menghubungi kami. *

Kompas, Senin 09 Agustus 2004

Read 10356 times