Print this page

Membedah Buku ‘Quiet: The Power of Introvets’ Karya Susan Chain

Written by  Selasa, 28 Januari 2014 09:09
Rate this item
(3 votes)

*Oleh : Ratnasari Nugraheni

Banyak orang menduga seseorang yang berkepribadian introvert adalah sosok pendiam, kutu buku dan anti sosial. Berbagai label negatif diberikan kepada para introvert sehingga sosok extrovert-lah yang menjadi contoh baik dalam masyarakat. Akan tetapi, Susan Cain dalam bukunya yang berjudul ‘Quiet: The Power of Introvert” mengungkapkan bahwa dibalik kepribadian introvert tercipta orang-orang sukses. Sisi-sisi positif para introvert inilah yang kemudian diulas oleh Susan Cain di dalam bukunya tersebut. Hal inilah yang melatarbelakangi Nurul Kodriati untuk membedah buku karya Susan Cain pada diskusi buku tanggal 22 Januari 2014, bertempat di Perpustakaan Rifka Annisa. Acara diskusi berlangsung selama 2 jam, dimulai pukul 10.00 WIB. Terdapat 11 orang peserta yang hadir pada acara diskusi tersebut.

Perspektif mengenai sosok extrovert lebih baik daripada introvert berkembang sejak abad 18 M yang dibarengi dengan era industrialisasi di Inggris. Sosok extrovert yang dijadikan sebagai icon dalam iklan-iklan sabun menjadikan introvert sebagai bentuk kepribadian yang kurang baik. Hal inilah yang membuat para orang tua resah akan tumbuh kembang anak-anaknya yang berpotensi menjadi anak dengan berkepribadian introvert.

Susan Cain menjawab keresahan tersebut dengan mengungkapkan bahwa orang yang berkepribadian introvert adalah sosok orang-orang pemerhati dan pendengar yang baik. Memang ketakutan mereka untuk berbicara di publik adalah bentuk keterbatasan yang sudah menjadi karakteristik para introvert. Salah satu cara yang digunakan oleh para introvert untuk menghadapi berbagai tekanan adalah dengan menyendiri. Dalam keadaan seperti inilah tercipta berbagai pemikiran brilian yang dihasilkan oleh para introvert.

Dalam bedah buku tersebut, muncul berbagai tanggapan dari beberapa peserta diskusi, salah satunya adalah Nina. Dalam teori Jung, Nina mengungkapkan bahwa ada kepribadian yang berada di tengah-tengah introvert dan extrovert, yaitu ambivert. Sosok orang berkepribadian ambivert adalah orang-orang yang memiliki sisi introvert dan extrovert. Menurut teori Jung, tidak ada orang yang benar-benar introvert atau extrovert. Terkadang pasangan suami-istri yang introvert dan extrovert adalah sosok pasangan ideal. Mereka adalah sosok pasangan yang bisa saling melengkapi, terlebih jika membangun usaha bisnis.

Selain Nina, ada juga Haryo yang mengaitkan kepribadian dengan sifat-sifat feminin dan maskulin yang nantinya akan mengarah ke teori sosial. Niken pun menambahkan bahwa hal-hal tersebut dapat dikaitkan pula dengan berbagai kultur masyarakat dengan karakteristik sosial yang beragam.
Melalui bedah buku ini, peserta diskusi menambah ilmu pengetahuan mereka dalam pemahamannya mengenai kepribadian. Peserta kemudian mengerti bahwa tidak semua orang introvert akan melahirkan sosok-sosok orang yang memiliki kepribadian negatif. Selain itu, dibutuhkan beberapa pendekatan yang intens untuk membuat potensi-potensi positif berkembang dalam orang-orang berkepribadian introvert.

Read 5007 times Last modified on Rabu, 12 Maret 2014 14:17