Print this page

Youth Camp, Pelatihan Pendampingan Teman Sebaya “Sebarkan Cinta, Jauhi Kekerasan”

Written by  Rabu, 11 Desember 2013 10:25
Rate this item
(0 votes)

Kasus kekerasan yang kian marak terjadi layaknya fenomena gunung es membuat segenap kalangan dari berbagai lapisan masyarakat khawatir. Terlebih, kasus-kasus tersebut mulai terjadi di lingkup kehidupan remaja. Tak jarang remaja menjadi pelaku ataupun korban kekerasan. Adanya lembaga-lembaga yang berperan dalam penanganan kasus kekerasan tersebut, dirasa masih belum dapat mengurangi tindakan kekerasan yang semakin merajalela.

Oleh sebab itu, Rifka Annisa bekerjasama dengan mitra Rifka Annisa di Banda Aceh (KKTGA), Makassar (LBHP2I), dan Jakarta (LBH APIK Jakarta), atas dukungan dari UN Trust Fund mengadakan pelatihan pendampingan teman sebaya atau biasa disebut Youth Camp yang betemakan “Sebarkan Cinta, Jauhi Kekerasan”. Acara pelatihan berlangsung selama 4 hari (5 – 8 Desember 2013) dan bertempat di Hotel UNY.

Terdapat 24 peserta yang mengikuti Youth Camp tersebut, masing-masing 11 peserta remaja laki-laki dan 13 peserta remaja perempuan. Mereka berasal dari berbagai daerah, yaitu Aceh, Jakarta, Gunung Kidul, dan Makassar. Pelatihan ini ditujukan agar para peserta mengetahui isu gender dan pelabelan (stereotyping), memahami terjadinya kekerasan terhadap perempuan (KTP), mengenali konstruksi sosial perempuan dan laki-laki, memahami karakteristik korban dan pelaku, mengetahui teknik-teknik dan keterampilan untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan (KTP), dan memahami dasar-dasar melakukan pendampingan.

Banyak pengalaman yang didapat para peserta selama pelatihan. “Kami bisa belajar mengenai gender, isu-isu apa yang terjadi di daerah masing-masing, lalu mendapatkan banyak teman. Ada pun ekspektasi ke depan setelah mengikuti acara ini adalah kami bisa mengubah pola pikir masyarakat, terlebih di Makassar, daerah saya, masih banyak pernikahan dini yang kerap terjadi”, ungkap Risna, salah satu peserta pendampingan teman sebaya dari Makassar. Lain Risna lain Rita, peserta asal Gunung Kidul Yogyakarta. “Nantinya, saya ingin membuat pendampingan seperti ini juga untuk lingkup teman-teman saya, sehingga mereka mengetahui apa itu gender”, ujarnya.

Pengalaman pun juga tak hanya dirasakan para peserta, akan tetapi juga dirasakan oleh fasilitator dan panitia Youth Camp. Haryo, seorang fasilitator, mengungkapkan bahwa pengalaman menarik dialami pada saat dia berbagi kisah dengan para peserta mengenai kesetaraan gender. Pada intinya, kita belajar menjadi lebih baik juga bercermin pada pengalaman para peserta yang terdokumentasi melalui sharing. Begitu pun panitia Youth Camp Rifka Annisa, Fitri mengungkapkan bahwa, “Dengan diadakannya Youth Camp ini, kami mengharapkan tumbuhnya konselor-konselor muda dengan kisaran umur 17 – 24 tahun atau belum menikah, yang nantinya akan menjadi peer educator atau peer konselor untuk teman-temannya.”

Diharapkan dengan adanya Youth Camp ini, para generasi muda akan semakin lebih baik. Mereka mampu menghindari segala bentuk kekerasan baik seksual, psikis, maupun fisik. Dengan demikian, terciptalah generasi yang melek gender dan akhirnya kekerasan pun kian berkurang.[Oleh: Ratnasari Nugraheni, Relawan Rifka Annisa Wcc]

Read 3738 times Last modified on Rabu, 12 Maret 2014 14:23